Sabtu, 17 Maret 2012

CONTOH ESAI


Walau esai saya yang satu ini tidak berbobot, saya berharap agar teman-teman yang sedang membuat tugas esai dari guru bahasa Indonesia bisa sedikit tertambah inspirasinya dan esai kecil ini bisa dijadikan sebagai referensi. Selamat membaca ^^

ADALAH MUTIARA DALAM TERJAL

Untuk Siska Yuniati
karya S. Asman BS.
masalah hanyalah sepotong kue
adonan telur, gula, tepung, garam, dan keinginan yang lain
masalah hanyalah sepotong kue
terserah padamu mau dimakan
dipotong-potong kemudian dibagikan pada tetangga
atau disimpan untuk esok hari
masalah hanyalah sepotong kue
yang kamu ciptakan sendiri
dan nasibnya bergantung padamu

Setiap manusia yang hidup di dunia pastilah memiliki masalahnya masing -masing, entah itu besar ataupun kecil, tak terkecuali siapapun. Tiap manusia tersebut akan menghadapi masalahnya dengan cara mereka masing-masing. Tapi sebenarnya apa arti dari masalah itu sendiri?
Jika masalah bisa berbicara, mungkin ia juga akan bertanya kepada manusia, “Sebenarnya apa arti kehadiranku bagimu?” Maka jawaban yang didapatpun bermacam-macam.
Ery Sadewo dalam esainya yang berjudul Hidup Lama di Dunia mengatakan :  “...lebih baik jangan kenal dengan masalah sehingga Anda tidak perlu untuk menghindarinya.” Dengan kata lain ia mengajak kita untuk tidak menganggap keberadaan masalah saat ia datang, sehingga hidup ‘seakan’ tidak ada masalah.
Kata Safruddin, seorang penulis artikel motivasi. “Masalah adalah tantangan tuk maju, tantangan memberi kita tugas untuk dikerjakan.” Jawaban yang satu ini pasti keluar dari lisan orang-orang yang amat bersemangat dan penuh ambisi dalam hidupnya. Ia akan merasa hidupnya kering dan tak berarti tanpa adanya suatu masalah. Karena ia menghargai setiap masa susah sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan kekuatan. Sehingga masalah adalah gairah hidupnya.
Tapi sebagian lain dari kita ada yang menganggap hadirnya masalah menimbulkan beban kejiwaan tersendiri. Tidak sedikit orang yang memilih mengakhiri hidupnya karena menganggap hidup ini sangat kejam dikarenakan oleh masalah yang sepertinya tak kunjung berhenti setiap saat, tak peduli suasana hati kita sedang senang atau sedih. Masalah bak tamu yang tak diundang bahkan tidak kita inginkan, datang sebagai suatu momok yang menakutkan yang menempatkan kita pada dasar roda kehidupan.

Puisi Putus Asa (Bunuh Diri)
Pikiran itu selalu saja datang.
Mengusik Hariku,
Mengusik tidurku,
Mengusik batinku.

Pikiran itu selalu saja datang.
Membuatku Lelah,
Membuatku Resah,
Membuatku Gundah.
Terlalu banyak masalah,
Aku tak tahan lagi!
Terlalu banyak Amarah,
Aku Tak Tahan Lagi!
Ingin akhiri hidup ini,
Keluar dari dunia fana ini,
Menuju satu yang abadi,
Hening, Gelap dan Mati.
Masalah,
Selamat Tinggal.
Hening,
Selamat Datang.

Namun ada juga orang yang meyakini bahwa hidup itu tidak akan terasa indah kalau kita tidak mendapat masalah. Hidup tak akan berkesan jika kita tidak pernah jatuh. Hidup itu tidak akan terasa bahagia kalau kita tidak pernah merasakan derita. Hidup itu tidak akan  berarti jika hanya lurus terus jalannya. Ibarat sebuah kertas, yang hanya ditulis dengan garis lurus hitam putih. Pasti akan sangat berbeda jika ditulis dengan garis lengkung dengan berbagai warna. Orang seperti ini mampu mengapresiasi hidup dengan baik, ia tidak mengeluh saat masalah datang, tapi tentu juga tidak mengharapkan masalah datang setiap waktu. Karena masalah hanyalah sebagai bumbu penyedap kehidupan.
Kemudian jika para ulama agama ditanya tentang arti masalah, mereka akan menjawab bahwa masalah sebenarnya merupakan ujian dari Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya agar ia menjadi orang yang kuat, dan apabila telah ia selesaikan ujian tersebut maka Allah akan menaikkan derajatnya satu tingkat lebih tinggi. Hal ini dapat diumpamakan seperti sistem imun dalam tubuh kita. Jika tubuh telah terinfeksi virus atau penyakit, maka sistem imun kita berupa sel darah putih akan membentuk antibody yang sesuai sehingga virus tersebut tidak dapat menyerang untuk yang kedua kalinya. Dengan kata lain, pertahanan tubuh kita menjadi lebih kuat setelah datangnya virus tersebut. Begitupun jika kita mendapat masalah. Kita pasti akan mudah mengatasi segala masalah bila diri kita telah terbiasa menghadapi masalah-masalah yang berat dalam hidup. Jadi, inilah mengapa seseorang yang telah menghadapi 10 masalah yang pelik akan nampak lebih hidup dan kuat dibandingkan dengan seorang yang bersikap apatis dan hanya memiliki 3 masalah.
Selanjutnya adalah opini terakhir yang mungkin bisa dikatakan sebagai suatu khayalan yang tidak mungkin terwujud tapi tetap baik saya cantumkan “Jika memang bisa, saya mau bayar berapapun untuk bisa hidup tanpa masalah.” Orang seperti ini bisa dipastikan sangat tidak menginginkan adanya ‘masalah’ dengan alasan apapun. Ia mengartikan masalah dalam sudut pandang yang sangat sempit.
Jadi, dari berbagai anggapan tentang masalah dalam hidup tersebut, mana menurutmu yang paling benar? Semua  orang pada umumnya sangat membenci dengan datangnya suatu masalah. Tapi tentu saja bagaimanapun kita mengartikan masalah, masalah tetaplah masalah yang mau tidak mau harus kita hadapi dan selesaikan. Karena jika kita menghindari masalah yang telah terjadi maka sama saja kita membuat masalah baru yang akan lebih menuntut dan mendesak kita untuk pada akhirnya harus kita selesaikan cepat ataupun lambat. Sedangkan untuk menyelesaikan masalah itu, setiap orang bebas untuk memilih cara dan jalannya masing-masing sesuai kemampuan dan kepribadian dengan tetap berada pada jalur yang positif. Untuk itu kita tidak boleh pantang menyerah dan terus bersemangat serta menghayati dengan sungguh-sungguh akan hakikat masalah yang sebenarnya. Saya sependapat dengan K.Zen dalam tulisannya berjudul “Ini tentang Hakikat Masalah, bukan Masalah Hakikat”. Di situ, Zen memaparkan pandangannya mengenai hakikat masalah. Bahwa, masalah atau permasalahan adalah kunci bagi hadirnya kenikmatan. Sebuah kenikmatan yang tidak diawali dengan masalah, maka kenikmatan itu akan terasa bermasalah. Sebab, masalah dan kenikmatan memang berada pada satu garis aliran kisah. Ibarat sungai, masalah merupakan hulunya sementara kenikmatan adalah hilirnya.
Bung Norman,” kawan saya menyapa. “Tolong bebaskan saya dari masalah yang menindih hidupku ini, maka saya akan berikan anda seribu dollar uang kontan atas kebaikan jasa anda itu.”Tentu saja saya bukanlah seorang yang suka menampik permintaan semacam itu”. Maka saya pun merenungkan dan mempertimbangkan usul kawan saya itu dan muncul dengan satu pemecahan masalah yang lumayan juga. Sekurang-kurangnya cukup realistis sifatnya. Tetapi George nampaknya agak segan rupanya, sebab ia telah terlanjur menjanjikan 1000 dolar sebagaihadiah.

” Tidak apa george, ” norman berkata. “Saya tetap saja mau bantu kamu. Oleh sebab itu mari kita pecahkan bersama masalahnya. Kalau tidak salah anda ingin bebas dari segala masalah anda itu, bukan ? Sampai habis dan tuntas ?

“Ya Betul,” Jawab George. “Saya ingin lepas dari segala masalah yang saya hadapi dalam hidup ini. Saya sudah bosan dan kapok dalam menghadapi cobaan, ujian dan kemelut dalam hidup ini. Saya ingin bebas untuk selama-lamanya.”

”Baiklah George, saya sudah punya jawabannya”, kata norman. Akan tetapi saya sangsi apakah kau mau menerima jawaban saya atau tidak. Dengarkan ! Beberapa waktu lalu saya sedang melakukan tugas profesionalku, dimana saya harus berhadapan dengan pemimpin kelompok orang-orang yang yang lebih dari puluhan ribu jumlahnya. Dan tak seorang pun dari mereka memiliki masalah kehidupan.”

Wajah george langsung cerah, matanya berbinar-binar kegirangan karena keingin tahuannya.” Nah itulah tempat yang cocok bagi saya. Antarkanlah saya ke tempat itu teman”. Ujar si george girang.

“Baiklah,” jawab si norman.” Tetapi tempat yang saya maksud adalah perkuburan.”

” Dan memang itulah kenyataannya George. Bahwa di perkuburan itu tak ada seorang pun yang menghadapi masalah hidup. Bagi orang yang sudah menjadi penghuni di kuburan tidak akan pernah merasa cemas karena hidup yang penuh masalah itu telah berlalu bagi mereka. Mereka telah istirahat dari tugas dan pekerjaannya tiap hari. Mereka tidak peduli dengan apa yang kita baca dalam koran atau surat kabar atau bahkan apa yang kita lihat ditelevisi mereka sudah tidak peduli. Mereka tak punya masalah lagi dengan kehidupan, mereka beralih masalah pada hidup mereka di alam kubur. Karena memang mereka bukanlah orang hidup dan mereka adalah orang yang sudah mati.” Tegas Norman kepada George.

Dikutip dari Buku Bila Anda Fikir Bisa Anda Pasti Bisa Melaksanakan dan Anda Pasti Bisa Meraih yang Anda Inginkan.

Rabu, 15 Februari 2012

NASKAH PIDATO PENTINGNYA PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KELUARGA

Berikut adalah naskah pidato yang saya tulis untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia kelas X

PENTINGNYA PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KELUARGA


Assalamualaikum wr wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita.

                Yang terhormat kepala SMA N 1 Purworejo, Ibu Budiastuti Sumaryanti, yang saya hormati para guru dan staf karyawan SMA N 1 Purworejo, serta para wali murid yang saya hormati pula. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di aula SMA N 1 Purworejo dalam keadaan sehat wal’afiat.
                Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pentingnya pendidikan anak dilikungan keluarga. Saudara- saudara, pada zaman globalisasi ini pendidikan sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat vital bagi setiap orang, terutama bagi pelajar. Pendidikan itu diperoleh dari proses mendidik. Mendidik ialah membimbing anak supaya menjadi dewasa. Didalam mendidik ada 3 aspek yang terlibat yaitu anak, proses mendidik, dan tujuan mendidik. Tujuan mendidik ialah memberikan arah bagi proses mendidik. Pendidikan ditujukan kepada seluruh kepribadian individu yaitu agar anak menjadi dewasa. Dewasa jasmani, dewasa sosial, dewasa emosional, psikologis, dll. Seseorang dikatakan dewasa, jika mampu menentukan ingin menjadi manusia yang bagaimana atas tanggung jawabnya terhadap diri sendiri, masyarakat, dan Tuhan. Jadi orang yang dewasa akan mampu hidup berdasarkan hati nuraninya dan memiliki pedoman hidup yang jelas.
                Hadirin yang saya hormati, ketika mendidik, kita membimbing anak agar ia kelak menjadi orang dewasa yang dapat hidup baik dan benar yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma hidup dan tidak bertentangan dengan hukum. Artinya ia selalu melakukan hal-hal yang baik dan benar sehingga mendatangkan kebaikan bagi orang lain.
                Salah satu aspek dari pendidikan adalah pengajaran yaitu memberikan keterampilan dan pengetahuan. Kita juga mengenal latihan. Dasar latihan adalah mengulang. Semakin banyak mengulang latihan, makin terampil orang tersebut. Selain itu kita juga tidak boleh lupa bahwa anak memiliki kehendak bebasnya sendiri sebagai hak individu yang tidak dapat diganggu gugat, sehingga kita tidak dapat memaksa anak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu tanpa persetujuanya. Karena memaksa berarti memperkosa hak anak sehingga hanya akan menimbulakan konflik dalam pendidikan.
                Hadirin yang berbahagia, proses pendidikan berlangsung sejak anak masih bayi hingga dewasa. Ada 3 lingkungan dalam pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, utama, dan terpenting dari lingkungan lainya. Artinya jiak ada kesalahan dalam pendidikan keluarga akibatnya akan berdampak pada proses berikutnya di sekolah dan masyarakat.
                Beberapa orang berpendapat, bahwa mendidik anak dalam keluarga tidak banyak dibutuhkan keterampilan khusus. Buktinya banyak yang sukses dalam hidup hanya dengan pendidikan alami dari orang tua. Hal ini memang tidak dapat disangkal. Akan tetapi banyak juga anak yang menjadi korban salah didik orang tuanya. Seperti kegagalan disekolah, gejala kenakalan remaja, dll. Itu semua dilatarbelakangi oleh pendidikan yang salah di keluarga.
                Jadi saya mohon kepada saudara-saudara, untuk selanjutnya membiarkan anak mencoba menyesuaikan diri dengan masyarakat tidak lepas dari tuntunan orang tua, agar membantu anak mengembangkan kata hati nuraninya. Untuk membuat pendidikan di lingkungan keluarga lebih efektif, ada baiknya kita meninjau kesalahan- kesalahan yang sering dibuat oleh orang tua kepada anak dan semoga dengan ini kiat dapat menghindarinya agar tidak berdampak pada kehidupan anak dalam jangka panjang.
                Sekian dari saya, mohon maaf bila ada tutur kata yang kurang berkenan.
Wassalamualaikum wr.wb.

CONTOH SURAT PRIBADI UNTUK GURU SMA




Purwokerto, 6 July 2021
Yang tercinta
Ibu Partinem, S.Pd
SMA N 1 Purworejo
Purworejo


Assalamualaikum wr.wb
                Salam sejahtera ibu partinem’ku’. Bagaimana kabar ibu dan keluarga? Semoga selalu baik disana. Amin.
Sebenarnya saya sudah lama ingin menuliskan surat ini kepada Ibu, tapi maaf baru sekarang Ibu bisa membacanya. Saya harap Ibu Inem yang cantik masih mengenal saya. Ibu pasti masih ingat dengan Faisal, Adist, dan Lady bukan? Muda Ganesha tahun 2012. Dulu saya satu kelas dengan mereka. Saya dulu dipanggil Inul,anak yang suka berangkat terlambat dan tidur saat pelajaran itu Bu.
Tahukah Ibu? “Disiplin,semangat,sugesti positif, dan terus membaca adalah kunci sukses”. Kalimat itu adalah wiseword  dari Bu.Inem dulu yang selalu saya pegang dan telah mengantarkan saya menjadi seperti yang sekarang ini. Terima kasih ibu, terima kasih banyak. Walau kata terimakasih tidak akan cukup untuk segala yang telah Ibu berikan kepada kami, tapi inilah alasan utama saya menulis surat ini. Sekali lagi terimakasih Ibu, atas semua tugas berat yang pernah ibu berikan. Semuanya meninggalkan kenangan indah yang masih teringat jelas dalam diri saya. Ibu telah membuat masa SMA saya begitu berarti, masa terindah dalam hidup. Mulai dari tugas seminar bedah novel, bagaimana perjuangan kami (Onang Surya, Fitriani, Alfi, dan Adist) untuk menampilkan yang terbaik kepada semua. Kami membedah Novel Pada Sebuah Kapal saat itu. Saya ingat betul waktu itu kami menyelesaikan makalah seminar disekolah sampai adzan maghrib, bahkan gara-gara makalah itu saya dan fitriani bertengkar karena masing-masing raga yang telah lelah terus berdiskusi dan beradu argumen untuk makalah kami. Sampai pada akhir tenaga saya tak mampu lagi menjaga kesabaran hati, dan mengeluarkan kalimat yang menyinggung perasaannya. Saya benar-benar merasa bersalah waktu itu. Tapi pada akhirnya, BERHASIL! Kami berhasil menyelesaikannya sesuai rencana, apalagi saya menjadi pembaca indah terbaik dan ibu Inem memberikan ekspresi kepuasan yang sangat membahagiakan. Ibu tidak pernah menjatuhkan siswa, ibu selalu menghargai penuh usaha kami. Ibu tahu apa mau kami. Ibu adalah guru terhebat sepanjang masa.
Lalu tugas musikalisasi puisi juga tidak kalah berkesan.  Saya satu kelompok dengan dengan Qonita, Luthfan, Siliawati, dan Nurul. Walau Ibu tidak begitu menuntut kami untuk berlaga layaknya profesional, tapi tentu kami tidak akan menampilkan hasil yang hanya asal-asalan. Bahkan tak tanggung-tanggung kami berlatih membaca puisi sampai pukul sembilan malam. Waktu berlatih itu, saya belum makan dari rumah, alhasil perut sayapun sakit sampai-sampai saya tak bisa berdiri dengan tegak. Tapi entah mengapa saya begitu menikmatinya, mungkin karena sudah tertutup oleh kesenangan saya yang besar telah menyelesaikan latihan malam itu. Setelah latihan usai, saya pulang dengan mengucap syukur sepanjang jalan menuju rumah. Sungguh terlalu berharga untuk tidak diingat, sampai mendengarkan kembali lagu yang dulu kami jadikan pengiring untuk puisi kami saja saya sudah merasa terharu karena mengingatkan saya akan peristiwa itu dan entah mengapa saya merasa bangga pernah mengalaminya.
Tugas-tugas dari Ibu Inem yang lain seperti esai dan resensi buku ternyata secara tidak langsung telah  melatih kami untuk mempersiapkan diri menjalani kuliah yang begitu lebih banyak tugas dan tuntutan. Trimakasih, berkat semua tugas-tugas yang Ibu Inem dan guru-guru lain berikan, kami menjadi manusia yang selalu berusaha sehingga selalu mandiri dan mampu menerjang persaingan kehidupan.
Oh iya ibu, yang juga menjadi tak terlupakan waktu SMA adalah saat saya dan teman-teman merasa satu hati untuk bersama-sama sukses dalam Ujian Nasional, 90 hari bersama kami berjuang menjalani berbagai macam TUC. Setiap hasil TUC dibagikan ada saja teman kami yang menangis jika nilainya tak memuaskan. Itu adalah suasana persaingan yang ternyata membuat kangen dan ingin mengulanginya. Apalagi untuk urusan masuk perguruan tinggi. Seumur hidup saya, itulah pertama kalinya saya merasakan persaingan yang sesungguhnya. Dulu, saat peserta SNMPTN jalur undangan diumumkan, tanggal 9 Februari 2012 tepatnya, seharusnya waktu itu saya juga menangis. Bagaimana tidak Bu? Semua ketentuan berubah dan mentakdirkanku untuk menjadi salah satu anak yang mau tidak mau harus mengikuti SNMPTN jalur tulis yang terkenal sulit dikerjakan.  Dengan berbagai tuntutan dari pihak sekolah, orang tua, dan lingkungan alhamdulillah saya tidak merasa tertekan dan stress. Akhirnya tanggal 26 Mei 2012, saya dan teman-teman satu angkatan dinyatakan lulus 100% dengan hasil yang begitu memuaskan. Semua target dari sekolah tercapai. Benar-benar akhir yang menyenangkan dari cerita panjang kami di SMA, dan yang paling membanggakan adalah ketika saya diterima SNMPTN pilihan pertama. Pendidikan Kedokteran Unsoed. Sungguh ini adalah sebuah keajaiban takdir dari Yang Maha Kuasa. Sebelum pengumuman itu saya buka, Ayah saya berkata,  bahwa kita hidup hanyalah menghindari takdir lainnya agar menuju ke satu takdir yang sebenarnya. Jika memang Kedokteran adalah takdirku maka segala usaha yang saya lakukan pasti akan membawa saya menuju takdir itu. Seperti arti dari nama saya ‘Destiningsih’ yaitu takdir dari Yang Maha Pengasih. Sayapun menuju ke kampus Universitas Soedirman dan begitu pula anak yang lain  IPA-5 yang, mulai dari adist, novan, alfi,arum,citra,chandra,carollina, della, silia, sampai siti, semua juga sukses mencapi takdir masing-masing. Kamipun berpisah, untuk nantinya bertemu lagi dengan membawa masa depannya masing-masing. Trimakasih atas segala doa dari bapak ibu guru, sekarang dada saya benar-benar sudah merasa sesak ingin bertemu kembali dengan Ibu Inem dan Guru-guru lain (Pak Restu, Pak Pranata, Ibu Sih Mahanani, Ibu Tika, Pak Nardi, Pak Budi T, Pak Subagyo, Ibu Kun, Ibu Titik).
Pertama kali menginjakan kaki di Unsoed saya merasa sudah bersahabat dengan lingkungan dan bangunan kampus disana. Mungkin Inilah takdir. Di sekolah saya yang baru ini, saya mendapat teman-teman yang sama baiknya dengan teman-teman  di SMA. Dengan bekal yang diberikan oleh Ibu Inem dan Guru-guru SMA dulu, saya mampu menjalani kuliah dengan baik, dan lulus dengan IP hampir sempurna. Sekarang saya sudah ditempatkan bekerja di RSUD Purwokerto serta tinggal dan membuka praktek disini juga. Di tempat saya bekerja ini, saya bertemu dengan seorang lelaki rupawan dan baik akhlaknya. Saya benar-benar telah ‘kejatuhan cinta’ olehnya. Alhamdulillah sekarang ia menjadi jodoh saya. Kini hidup saya benar-benar sempurna Bu, karena baru saja saya dikaruniai putra kedua kami yang begitu menggemaskan. Jika sudah besar nanti pasti akan kuperkenalkan dengan Ibu Inem. Mungkin hanya itu yang bisa saya ceritakan, karena dari tadi saya sudah terlalu panjang berkata-kata sampai Ibu menjadi bosan membacanya, kurang bijak rasanya jika saya teruskan. Trimakasih Ibu sudah membaca surat ini, senang sekali bisa berbagi cerita dengan Ibu Inem. Saya minta maaf bila terdapat banyak salah kata yang tidak berkenan dihati Ibu Inem. Sampai jumpa di lustrum bulan depan Ibu.
Wss.wr.wb

Muridmu,


Destiningsih

enchansalon: RESENSI

enchansalon: RESENSI: RESENSI Oleh Destining XI.IPA-5 SMA NEGERI 1 PURWOREJO 2010 Mencari sisa keajaiban...

Kamis, 12 Januari 2012

Tak Perlu Menanti (Koruptor)

karya: DQPP & DDS
  
Detik demi detik terus berjalan
Hari demi hari semakin berlalu                               
Bulan demi bulan kian melaju
Hingga tahun ke tahun
tetap bertahan
mengkait sisa-sisa kehidupan
bersama peluh, pendamping setia
rela
mengais butiran timah di dataran luas
mengadu nyawa di dasar laut
bersakit dengan raga terapuh
semua tetap terbayar
walau dengan secuil upah
bernilai segenggam beras dan sebongkah garam
begitulah upah
Upah yang tak pantas
Dimana keadilan berada?
Atau bahkan tiada?
Sungguh aku ingat kala itu
Dengan suara merdu
Segala janji penuh arti berbaris keluar dari mulutmu
Menawarkan semangat kebangsaan
Walau mereka tak tau apa maknanya
Melambungkan mimpi indah kesejahteraan
Walau mereka sudah sering bermimpi buruk tentang kehidupan
Mereka tetap mengharap
pada janji janji merdumu
Sejak mereka memilihmu
Mencontreng fotomu dengan sejuta asa yang tinggi
Penuh keriangan tetap menunggu
Menanti pengharapan dengan senyuman hangat
Terus,
Terus menanti,,,
Dan akhirnya
Kau tahu akhirnya??
Semua sirna
Hanya bualan semata
Perubahan pun tiada
Kesengaraan menjadi-jadi
Tertanam dalam diri
Menggerutu
Sungguh kau penipu
Tak yakin ku dalam hati
Kau juga berkorupsi!