Jumat, 30 Agustus 2013

Speech - My First Experience

Tugas Bahasa Inggris
By : Destiningsih Dini Safitri
Class : XI IPA 5 / no.10

SMA NEGERI 1 PURWOREJO  
2010



My First Experience
Good morning class?

Do you think it’s possible to have an experience that is uncomfortable and very embarrassing at the same time? I had one, and I’ll remember it for the rest of my life.
I experienced my first adolescent difficulties at the age of 13 years old.  It happened when I attended math class in the junior school. My back skirt was wet with the blood.  Seeing this incident, one of my classmates yelled, so it caught others’ attention to notice me.  To divert my awkward and clumsy behavior, my teacher spontaneously explained about   the physical and psychological problems for the first teenage puberty. At the first, my teacher explained that the adolescence is a transitional stage of human development that occurs between childhood and adulthood. Adolescent human go through puberty, the process of sexual maturation. Teenagers (ages 13-19) are usually adolescent, though in some individuals, puberty may extend a few gears beyond the teenage years, and in some individuals, puberty begin in the preteen years, then she explained about the sexual maturation for women with the coming of menstruation, further, she said that woman would feel very emotional about everything at that time, but for the men when they got puberty, their voice will be deeper and sound rough, growing hair on their faces, their height would increase rapidly, and other changes.     
Realizing the difficulties of adolescence period explained above, I tried to learn more about my physical and psychological changes from some magazines and books. These affords increased my confidence to overcome any shyness in my next puberty problems.
Now that you know my experience, I think you can understand what it was unforgettable and embarrassing puberty problems. Without that experience, I wouldn’t be here to share it to you.  From that, I hope you can take over the wisdom, so you can control your emotion in facing the teenager’s problems. That’s all, thank you.
 

Sabtu, 17 Maret 2012

CONTOH ESAI


Walau esai saya yang satu ini tidak berbobot, saya berharap agar teman-teman yang sedang membuat tugas esai dari guru bahasa Indonesia bisa sedikit tertambah inspirasinya dan esai kecil ini bisa dijadikan sebagai referensi. Selamat membaca ^^

ADALAH MUTIARA DALAM TERJAL

Untuk Siska Yuniati
karya S. Asman BS.
masalah hanyalah sepotong kue
adonan telur, gula, tepung, garam, dan keinginan yang lain
masalah hanyalah sepotong kue
terserah padamu mau dimakan
dipotong-potong kemudian dibagikan pada tetangga
atau disimpan untuk esok hari
masalah hanyalah sepotong kue
yang kamu ciptakan sendiri
dan nasibnya bergantung padamu

Setiap manusia yang hidup di dunia pastilah memiliki masalahnya masing -masing, entah itu besar ataupun kecil, tak terkecuali siapapun. Tiap manusia tersebut akan menghadapi masalahnya dengan cara mereka masing-masing. Tapi sebenarnya apa arti dari masalah itu sendiri?
Jika masalah bisa berbicara, mungkin ia juga akan bertanya kepada manusia, “Sebenarnya apa arti kehadiranku bagimu?” Maka jawaban yang didapatpun bermacam-macam.
Ery Sadewo dalam esainya yang berjudul Hidup Lama di Dunia mengatakan :  “...lebih baik jangan kenal dengan masalah sehingga Anda tidak perlu untuk menghindarinya.” Dengan kata lain ia mengajak kita untuk tidak menganggap keberadaan masalah saat ia datang, sehingga hidup ‘seakan’ tidak ada masalah.
Kata Safruddin, seorang penulis artikel motivasi. “Masalah adalah tantangan tuk maju, tantangan memberi kita tugas untuk dikerjakan.” Jawaban yang satu ini pasti keluar dari lisan orang-orang yang amat bersemangat dan penuh ambisi dalam hidupnya. Ia akan merasa hidupnya kering dan tak berarti tanpa adanya suatu masalah. Karena ia menghargai setiap masa susah sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan kekuatan. Sehingga masalah adalah gairah hidupnya.
Tapi sebagian lain dari kita ada yang menganggap hadirnya masalah menimbulkan beban kejiwaan tersendiri. Tidak sedikit orang yang memilih mengakhiri hidupnya karena menganggap hidup ini sangat kejam dikarenakan oleh masalah yang sepertinya tak kunjung berhenti setiap saat, tak peduli suasana hati kita sedang senang atau sedih. Masalah bak tamu yang tak diundang bahkan tidak kita inginkan, datang sebagai suatu momok yang menakutkan yang menempatkan kita pada dasar roda kehidupan.

Puisi Putus Asa (Bunuh Diri)
Pikiran itu selalu saja datang.
Mengusik Hariku,
Mengusik tidurku,
Mengusik batinku.

Pikiran itu selalu saja datang.
Membuatku Lelah,
Membuatku Resah,
Membuatku Gundah.
Terlalu banyak masalah,
Aku tak tahan lagi!
Terlalu banyak Amarah,
Aku Tak Tahan Lagi!
Ingin akhiri hidup ini,
Keluar dari dunia fana ini,
Menuju satu yang abadi,
Hening, Gelap dan Mati.
Masalah,
Selamat Tinggal.
Hening,
Selamat Datang.

Namun ada juga orang yang meyakini bahwa hidup itu tidak akan terasa indah kalau kita tidak mendapat masalah. Hidup tak akan berkesan jika kita tidak pernah jatuh. Hidup itu tidak akan terasa bahagia kalau kita tidak pernah merasakan derita. Hidup itu tidak akan  berarti jika hanya lurus terus jalannya. Ibarat sebuah kertas, yang hanya ditulis dengan garis lurus hitam putih. Pasti akan sangat berbeda jika ditulis dengan garis lengkung dengan berbagai warna. Orang seperti ini mampu mengapresiasi hidup dengan baik, ia tidak mengeluh saat masalah datang, tapi tentu juga tidak mengharapkan masalah datang setiap waktu. Karena masalah hanyalah sebagai bumbu penyedap kehidupan.
Kemudian jika para ulama agama ditanya tentang arti masalah, mereka akan menjawab bahwa masalah sebenarnya merupakan ujian dari Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya agar ia menjadi orang yang kuat, dan apabila telah ia selesaikan ujian tersebut maka Allah akan menaikkan derajatnya satu tingkat lebih tinggi. Hal ini dapat diumpamakan seperti sistem imun dalam tubuh kita. Jika tubuh telah terinfeksi virus atau penyakit, maka sistem imun kita berupa sel darah putih akan membentuk antibody yang sesuai sehingga virus tersebut tidak dapat menyerang untuk yang kedua kalinya. Dengan kata lain, pertahanan tubuh kita menjadi lebih kuat setelah datangnya virus tersebut. Begitupun jika kita mendapat masalah. Kita pasti akan mudah mengatasi segala masalah bila diri kita telah terbiasa menghadapi masalah-masalah yang berat dalam hidup. Jadi, inilah mengapa seseorang yang telah menghadapi 10 masalah yang pelik akan nampak lebih hidup dan kuat dibandingkan dengan seorang yang bersikap apatis dan hanya memiliki 3 masalah.
Selanjutnya adalah opini terakhir yang mungkin bisa dikatakan sebagai suatu khayalan yang tidak mungkin terwujud tapi tetap baik saya cantumkan “Jika memang bisa, saya mau bayar berapapun untuk bisa hidup tanpa masalah.” Orang seperti ini bisa dipastikan sangat tidak menginginkan adanya ‘masalah’ dengan alasan apapun. Ia mengartikan masalah dalam sudut pandang yang sangat sempit.
Jadi, dari berbagai anggapan tentang masalah dalam hidup tersebut, mana menurutmu yang paling benar? Semua  orang pada umumnya sangat membenci dengan datangnya suatu masalah. Tapi tentu saja bagaimanapun kita mengartikan masalah, masalah tetaplah masalah yang mau tidak mau harus kita hadapi dan selesaikan. Karena jika kita menghindari masalah yang telah terjadi maka sama saja kita membuat masalah baru yang akan lebih menuntut dan mendesak kita untuk pada akhirnya harus kita selesaikan cepat ataupun lambat. Sedangkan untuk menyelesaikan masalah itu, setiap orang bebas untuk memilih cara dan jalannya masing-masing sesuai kemampuan dan kepribadian dengan tetap berada pada jalur yang positif. Untuk itu kita tidak boleh pantang menyerah dan terus bersemangat serta menghayati dengan sungguh-sungguh akan hakikat masalah yang sebenarnya. Saya sependapat dengan K.Zen dalam tulisannya berjudul “Ini tentang Hakikat Masalah, bukan Masalah Hakikat”. Di situ, Zen memaparkan pandangannya mengenai hakikat masalah. Bahwa, masalah atau permasalahan adalah kunci bagi hadirnya kenikmatan. Sebuah kenikmatan yang tidak diawali dengan masalah, maka kenikmatan itu akan terasa bermasalah. Sebab, masalah dan kenikmatan memang berada pada satu garis aliran kisah. Ibarat sungai, masalah merupakan hulunya sementara kenikmatan adalah hilirnya.
Bung Norman,” kawan saya menyapa. “Tolong bebaskan saya dari masalah yang menindih hidupku ini, maka saya akan berikan anda seribu dollar uang kontan atas kebaikan jasa anda itu.”Tentu saja saya bukanlah seorang yang suka menampik permintaan semacam itu”. Maka saya pun merenungkan dan mempertimbangkan usul kawan saya itu dan muncul dengan satu pemecahan masalah yang lumayan juga. Sekurang-kurangnya cukup realistis sifatnya. Tetapi George nampaknya agak segan rupanya, sebab ia telah terlanjur menjanjikan 1000 dolar sebagaihadiah.

” Tidak apa george, ” norman berkata. “Saya tetap saja mau bantu kamu. Oleh sebab itu mari kita pecahkan bersama masalahnya. Kalau tidak salah anda ingin bebas dari segala masalah anda itu, bukan ? Sampai habis dan tuntas ?

“Ya Betul,” Jawab George. “Saya ingin lepas dari segala masalah yang saya hadapi dalam hidup ini. Saya sudah bosan dan kapok dalam menghadapi cobaan, ujian dan kemelut dalam hidup ini. Saya ingin bebas untuk selama-lamanya.”

”Baiklah George, saya sudah punya jawabannya”, kata norman. Akan tetapi saya sangsi apakah kau mau menerima jawaban saya atau tidak. Dengarkan ! Beberapa waktu lalu saya sedang melakukan tugas profesionalku, dimana saya harus berhadapan dengan pemimpin kelompok orang-orang yang yang lebih dari puluhan ribu jumlahnya. Dan tak seorang pun dari mereka memiliki masalah kehidupan.”

Wajah george langsung cerah, matanya berbinar-binar kegirangan karena keingin tahuannya.” Nah itulah tempat yang cocok bagi saya. Antarkanlah saya ke tempat itu teman”. Ujar si george girang.

“Baiklah,” jawab si norman.” Tetapi tempat yang saya maksud adalah perkuburan.”

” Dan memang itulah kenyataannya George. Bahwa di perkuburan itu tak ada seorang pun yang menghadapi masalah hidup. Bagi orang yang sudah menjadi penghuni di kuburan tidak akan pernah merasa cemas karena hidup yang penuh masalah itu telah berlalu bagi mereka. Mereka telah istirahat dari tugas dan pekerjaannya tiap hari. Mereka tidak peduli dengan apa yang kita baca dalam koran atau surat kabar atau bahkan apa yang kita lihat ditelevisi mereka sudah tidak peduli. Mereka tak punya masalah lagi dengan kehidupan, mereka beralih masalah pada hidup mereka di alam kubur. Karena memang mereka bukanlah orang hidup dan mereka adalah orang yang sudah mati.” Tegas Norman kepada George.

Dikutip dari Buku Bila Anda Fikir Bisa Anda Pasti Bisa Melaksanakan dan Anda Pasti Bisa Meraih yang Anda Inginkan.

Rabu, 15 Februari 2012

NASKAH PIDATO PENTINGNYA PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KELUARGA

Berikut adalah naskah pidato yang saya tulis untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia kelas X

PENTINGNYA PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KELUARGA


Assalamualaikum wr wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita.

                Yang terhormat kepala SMA N 1 Purworejo, Ibu Budiastuti Sumaryanti, yang saya hormati para guru dan staf karyawan SMA N 1 Purworejo, serta para wali murid yang saya hormati pula. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di aula SMA N 1 Purworejo dalam keadaan sehat wal’afiat.
                Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pentingnya pendidikan anak dilikungan keluarga. Saudara- saudara, pada zaman globalisasi ini pendidikan sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat vital bagi setiap orang, terutama bagi pelajar. Pendidikan itu diperoleh dari proses mendidik. Mendidik ialah membimbing anak supaya menjadi dewasa. Didalam mendidik ada 3 aspek yang terlibat yaitu anak, proses mendidik, dan tujuan mendidik. Tujuan mendidik ialah memberikan arah bagi proses mendidik. Pendidikan ditujukan kepada seluruh kepribadian individu yaitu agar anak menjadi dewasa. Dewasa jasmani, dewasa sosial, dewasa emosional, psikologis, dll. Seseorang dikatakan dewasa, jika mampu menentukan ingin menjadi manusia yang bagaimana atas tanggung jawabnya terhadap diri sendiri, masyarakat, dan Tuhan. Jadi orang yang dewasa akan mampu hidup berdasarkan hati nuraninya dan memiliki pedoman hidup yang jelas.
                Hadirin yang saya hormati, ketika mendidik, kita membimbing anak agar ia kelak menjadi orang dewasa yang dapat hidup baik dan benar yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma hidup dan tidak bertentangan dengan hukum. Artinya ia selalu melakukan hal-hal yang baik dan benar sehingga mendatangkan kebaikan bagi orang lain.
                Salah satu aspek dari pendidikan adalah pengajaran yaitu memberikan keterampilan dan pengetahuan. Kita juga mengenal latihan. Dasar latihan adalah mengulang. Semakin banyak mengulang latihan, makin terampil orang tersebut. Selain itu kita juga tidak boleh lupa bahwa anak memiliki kehendak bebasnya sendiri sebagai hak individu yang tidak dapat diganggu gugat, sehingga kita tidak dapat memaksa anak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu tanpa persetujuanya. Karena memaksa berarti memperkosa hak anak sehingga hanya akan menimbulakan konflik dalam pendidikan.
                Hadirin yang berbahagia, proses pendidikan berlangsung sejak anak masih bayi hingga dewasa. Ada 3 lingkungan dalam pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, utama, dan terpenting dari lingkungan lainya. Artinya jiak ada kesalahan dalam pendidikan keluarga akibatnya akan berdampak pada proses berikutnya di sekolah dan masyarakat.
                Beberapa orang berpendapat, bahwa mendidik anak dalam keluarga tidak banyak dibutuhkan keterampilan khusus. Buktinya banyak yang sukses dalam hidup hanya dengan pendidikan alami dari orang tua. Hal ini memang tidak dapat disangkal. Akan tetapi banyak juga anak yang menjadi korban salah didik orang tuanya. Seperti kegagalan disekolah, gejala kenakalan remaja, dll. Itu semua dilatarbelakangi oleh pendidikan yang salah di keluarga.
                Jadi saya mohon kepada saudara-saudara, untuk selanjutnya membiarkan anak mencoba menyesuaikan diri dengan masyarakat tidak lepas dari tuntunan orang tua, agar membantu anak mengembangkan kata hati nuraninya. Untuk membuat pendidikan di lingkungan keluarga lebih efektif, ada baiknya kita meninjau kesalahan- kesalahan yang sering dibuat oleh orang tua kepada anak dan semoga dengan ini kiat dapat menghindarinya agar tidak berdampak pada kehidupan anak dalam jangka panjang.
                Sekian dari saya, mohon maaf bila ada tutur kata yang kurang berkenan.
Wassalamualaikum wr.wb.